Terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi keberhasilan/ kinerja suatu unit pembangkit. Faktor-faktor tersebut bahkan sudah bisa terlihat sebelum unit pembangkit dibangun. Secara garis besar, faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu unit pembangkit adalah :
1. Faktor Desain
Dapat terlihat, faktor ini diawali jauh sebelum unit pembangkit memasuki Commercial Operation Date – COD. Bahkan jauh sebelum suatu unit pembangkit dibangun. Faktor desain akan sangat mempengaruhi karakteristik dari faktor-faktor berikutnya. Kalau diibaratkan suatu rumah, maka faktor desain adalah faktor yang menjadi azas suatu rumah dibangun. Pada suatu instalasi unit pembangkitan, tinjauan dari faktor desain berupa :
- Faktor perancangan kapasitas
- Faktor pemilihan bahan bakar
- Faktor lokasi/ lingkungan
- reservoir pendingin, apakah menggunakan air tawar, atau air laut
- humidity
- Corrosion Rate
- seismic movement
- wind velocity
- City Waste or Sedimentation
- Tidal
- Faktor standar desain dan material yang digunakan
- Faktor analisa biaya
2. Faktor Konstruksi
Setelah kaidah-kaidah desain yang sesuai diterapkan, maka fase selanjutnya dalam siklus hidup pembangkit adalah fase konstruksi (erection). Konstruktor dihadapkan pada suatu tanggung jawab untuk mewujudkan desain yang sudah disepakati ke dalam bentuk nyata. Kecerobohan dalam fase konstruksi bisa membawa dampak yang akan merugikan, bahkan bertahun-tahun sesudah COD. Hal ini sudah terbukti di banyak kasus. Keteledoran pekerja konstruksi dalam menyimpan peralatan, bahkan tertinggal dalam tube boiler, menyebabkan kebocoran yang selain menyebabkan downtime, juga bisa membahayakan keselamatan kerja bagi pelaksana pekerjaan. Peran QC dan Safety engineer sangat vital dalam fase ini. Keseuaian material, kesesuaian bentuk dengan desain, kesesuaian sistem kontrol dengan desain membuat umur pembangkit bertahan sesuai dengan umur teknis dan ekonomis yang diharapkan.
3. Faktor Komisioning
Komisioning atau fase pengetesan menjadi titik awal keberhasilan atau kegagalan suatu unit pembangkit. Fase ini dimulai dengan individual test masing-masing peralatan, menjadi individual test system, dan akhirnya secara menyeluruh test performa unit pembangkitan. Pada fase ini dilakukan fine tuning untuk mengatur sistem kontrol pembangkit agar berjalan sesuai dengan kriteria desain yang diharapkan. Kegagalan operasi pada fase ini merupakan suatu petunjuk untuk melihat potensial-potensial risk yang mungkin terjadi. Apakah unit pembangkit dapat menghadapi suatu kegagalan dengan aman (fail-safe operation). Pelaksanaan komisioning secara serius bisa memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi awal unit pembangkit. Jika unit pembangkit lulus dari fase ini, maka unit pembangkit siap memasuki periode komersial (COD)
4. Faktor Operasi dan Pemeliharaan
Seperti mesin pada umumnya, pola operasi dan pemeliharaan akhirnya menjadi suatu faktor yang vital pengaruhnya bagi kinerja pembangkit. Pola operasi yang sesuai dengan desain (Standard Operation Procedure – SOP), pola pemeliharaan yang sesuai dengan Standard Maintenance Procedure, dan continuous Improvement akan membuat Unit Pembangkit beroperasi dengan kinerja yang baik. Dengan Kinerja yang baik, maka bisa diharapkan keuntungan dari investasi yang telah ditanamkan akan bisa diraih. Telah banyak metoda yang bagus yang sudah dikembangkan bisa diterapkan untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja Unit Pembangkitan. Akan tetapi, faktor kunci dari Operasi dan Pemeliharaan yang baik adalah SDM yang berkualitas dalam hal Soft Competence dan Hard Competence, Manajerial yang baik, serta kesungguhan hati dan niat yang tulus dari tiap pelaksana pekerjaan untuk bekerja secara baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
isi di bawah sini...komentar anda : menggunakan anonimous atau menggunakan web anda contoh www.suralaya.com